Program Kerja Penyuluh Budaya Kabupaten Garut


Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Menjaga warisan budaya yang disertai dengan kesadaran sejarah adalah bagian inti dari jatidiri suatu bangsa. Lebih jauh, martabat suatu bangsa ditentukan oleh kebudayaannya, termasuk unsur-unsur dalam kebudayaan itu baik yang bersifat benda maupun tak benda. Tugas yang kita hadapi sekarang adalah seberapa besarkah kesadaran kita menjaga dan melestarikan warisan budaya tersebut.
Mengingat warisan budaya Indonesia yang begitu banyak sehingga diperlukan tenaga-tenaga yang terampil untuk mengelolanya. Karena itu diperlukan tenaga-tenaga penggerak kebudayaan atau motivator kebudayaan yang akan diperbantukan untuk mendukung tugas dan fungsi yang diemban oleh tenaga-tenaga yang sudah ada, yang saat ini dikenal dengan istilah Penyuluh Budaya. Penyuluh Budaya adalah orang yang melaksanakan pembinaan dan pengembangan teknis kebudayaan yang meliputi bidang penggalian dan persemaian nilai budaya dalam pembangunan karakter dan jati diri bangsa, kesejarahan, kesenian, perfilman, kepercayaan terhadap Tuhan YME, tradisi, permuseuman, kepurbakalaan, dan penelitian arkeologi yang bekerjasama dengan Unit Pelaksanan Teknis Kebudayaan.
Penyuluh Budaya ditempatkan di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Di Jawa Barat, Penyuluh Budaya ditempatkan di 6 Kabupaten. Salah satunya ditempatkan di kabupaten Garut. Kabupaten Garut merupakan wilayah yang dinamis, seiring dengan bertambahnya waktu, berbagai dinamika terus berlangsung, baik yang diharapkan maupun yang tidak sehingga perubahan terjadi pada semua sektor. Dalam perkembangannya, Kabupaten Garut tumbuh dan mengalami perubahan yang cukup signifikan. Untuk menanggulangi perubahan dan pertumbuhan tersebut pada awal tahun 2004 dilaksanakan pemekaran wilayah kecamatan sebanyak 2 kecamatan sehingga seluruh wilayah kecamatan menjadi sebanyak 42 kecamatan, 19 kelurahan dan 400 desa dengan luas wilayah 306.519 Ha. Hingga tahun 2009 Kabupaten Garut memiliki 42 Kecamatan, 21 Kelurahan dan 403 Desa. Kecamatan Cibalong merupakan kecamatan yang mempunyai wilayah terluas mencapai 6,97% wilayah Kabupaten Garut atau seluas 21.359 Ha, sedangkan kecamatan Kersamanah merupakan wilayah terkecil dengan luas 1.650 Ha atau 0,54%.
Sebagai Kabupaten yang areal wilayahnya yang cukup luas tentu mempunyai banyak permasalahan intern dan ekstern dalam penyelenggaraan pemerintahannya. Dengan segala kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada, Pemerintah Kabupaten Garut dengan penerapan arah kebijakan pembangunan dan strategi yang tepat, bertekad untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.
Daftar Kecamatan, Luas dan Jumlah Desa di Kabupaten Garut
No
Nama Kecamatan
Luas (Ha)
Jumlah Desa/Kel
1
9.483
7 Desa
2
17.703
5 Desa
3
10.874
7 Desa
4
13.444
12 Desa
5
6.776
4 Desa
6
13.244
5 Desa
7
19.844
12 Desa
8
17.232
9 Desa
9
4.411
7 Desa
10
21.359
10 Desa
11
17.225
11 Desa
12
5.679
6 Desa
13
6.769
9 Desa
14
4.042
4 Desa
15
12.495
11 Desa
16
12.382
11 Desa
17
7.763
18 Desa
18
4.995
17 Desa
19
2.888
5 Desa
20
8.088
16 Desa
21
3.517
6 Desa
22
5.971
12 Desa
23
4.670
12 Desa
24
1.871
7 Desa 5 Kelurahan
25
3.674
12 Desa 1 Kelurahan
26
2.771
11 Kelurahan
27
5.207
16 Desa 4 Kelurahan
28
2.804
8 Desa
29
1.819
8 Desa
30
4.252
7 Desa
31
3.883
11 Desa
32
2.328
4 Desa
33
6.246
15 Desa
34
7.351
12 Desa
35
1.935
8 Desa
36
4.143
11 Desa
37
1.650
5 Desa
38
1.990
5 Desa
39
3.731
14 Desa
40
7.359
14 Desa
41
3.407
7 Desa
42
9.238
23 Desa
Jumlah
306.519
424 Desa / Kelurahan
Sumber : BPN (Luas) dan BPMKL (Jumlah Desa)

PROGRAM KERJA TRIWULAN PERTAMA
A.    Program Umum
Budaya merupakan identitas bangsa yang harus dihormati dan dijaga serta perlu dilestarikan agar kebudayaan kita tidak hilang dan bisa menjadi warisan anak cucu kita kelak. Hal ini tentu menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat terutama para generasi muda dan juga perlu dukungan dari berbagai pihak, karena ketahanan budaya merupakan salah satu identitas suatu negara. Kebanggaan bangsa indonesia akan budaya yang beraneka ragam sekaligus mengundang tantangan bagi seluruh rakyat untuk mempertahankan budaya lokal agar tidak hilang ataupun dicuri oleh bangsa lain.
Pelestarian harus hidup dan berkembang di masyarakat serta harus diperjuangkan oleh masyarakat luas. Untuk itu perlu ditumbuhkembangkan motivasi yang kuat untuk ikut tergerak berpartisipasi melaksanakan pelestarian. Selain masyarakat, pemerintah juga harus mempunyai andil besar dalam pelestarian. Untuk itu harus ada strategi kebudayaan yang khusus yang diimplementasikan oleh sebuah lembaga khusus yang menangani soal-soal kebudayaan. Sesuai dengan amanat UU Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya mengenai Tugas dan Wewenang, bahwa pemerintah di setiap levelnya perlu menyediakan sarana informasi kebudayaan bagi masyarakat, guna mengembangkan kesadaran masyarakat dalam melestarikan dan mengembangkan setiap budaya yang ada disekitarnya.
Berdasarkan pemaparan di atas dalam upaya melestarikan kebudayaan daerah terutama dalam pencatatan guna sebagai pusat data dan informasi kebudayaan, beberapa program yang akan dilaksanakan selama triwulan  ke dua (Maret 2014 – Mei 2014)  yaitu Inventarisasi dan dokumentasi di 6 Kecamatan Kabupaten Garut. Melakukan pencatatan data-data hasil investigasi di lapangan, dengan menggali semaksimal mungkin informasi dari semua sumber kemudian menyusun data-data tersebut secara teratur. Sumber yang didapat bisa berupa lisan, tulisan, foto, rekaman, dll. Pendokumentasian setiap informasi yang didapat secara menyeluruh dan mengemas setiap informasi tersebut agar benar, akurat, lengkap, dan mudah diakses. Klasifikasi setiap data akan diperoleh dengan berpatokan kepada delapan aspek kebudayaan, yaitu :
a.       Aspek Kesejarahan
b.      Aspek Nilai Budaya dan Tradisi
c.       Aspek Kesenian dan Perfilman
d.      Aspek Pelestarian Cagar Budaya
e.       Aspek Permuseuman
f.       Aspek Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa
g.      Aspek Arkeologi dan Kepurbakalaan
h.      Aspek Kesastraan
B.     Program Khusus
Ø  Kumpulan-kumpulan Folklor
Perkembangan folklor dalam kehidupan masyarakat, merupakan perwujudan dari usaha dan cara-cara kelompok tersebut dalam memahami serta menjelaskan realitas lingkungannya, yang disesuaikan dengan situasi alam pikiran masyarakat di suatu zaman tertentu. Cara masyarakat menjelaskan atau memahami realitas, bukan merupakan suatu kesengajaan untuk mengacaukan fakta dengan khayalan, tetapi memang merupakan suatu cara dalam menangkap realitas sesuai dengan alam pikiran mereka. Folklor yang berkembang dan diwariskan secara turun-temurun dalam suatu masyarakat, memiliki fungsi yang sangat mendasar (penting) bagi masyarakat pendukungnya. Dewasa ini Folklor tidak lagi banyak diketahui oleh masyarakat sekitar terutama anak-anak, dengan situasi demikian kemungkinan Folklor yang berkembang pada masyarakat perlahan-lahan akan punah. Berdasarkan pemikiran tersebut, program khusus pada rencana program kerja ini adalah pengumpulan Folklor yang berkembang pada masyarakat daerah Garut. Sebagai usaha penyelamatan Folklor agar tidak punah karena tidak banyak orang yang mengetahui tentang Folklor saat ini.
Ø  Pembuatan peta kebudayaan
Setelah melakukan orentasi di triwulan pertama dapat disimpulakan bahwasannya kabupaten garut belum mempunyai secara khusus peta yang membahas tentang kebudayaan di setiaap kecamatan padahal di setiap kecamatan garut kaya akan potensi kebudayaa. Peta ini dibuat untuk memudahkan sesorang mencari data kebudayaan yang lebih akurat serta salah satu wujud dari pelestarian kebudayaa. Realisasi pembuatan peta kebudayaan akan terlihat di triwilan terakhir dimana peta data tentang kebudayaan di dapat dari hasil invetaris yang nantinya akan diserahkan ke kecamatan terkait dan dinas kebudayaan kabupaten.
Ø  Pembuatan Film pendek
Film pendek ini di khususkan tentang film yang mendeskripsikan bangunan-bangunan bersejarah yang terdapat di kabupaten garut. Film ini termasuk media pembelajaran  yang ringan untuk memahami sejarah. Bangunan sejarah yang terdapat di kota Garut sangatlah banyak terutama bangunan-bangunan peninggalan kolonial. Bangunan kolonial  tersebut kini mulai banyak yang dirubuhkan dengan alasan sudah tidak dapat dipergunkaan lagi dan pembuatan film merupakan salah satu cara pendokumentasian yang paling jitu meskipun film tersebut bisa dibilang film yang sederhana. Film ini nantinya akan diserahkan kepada dinas kebudayaan serta akan diputar di sekolah-sekolah guna untuk memperkenalkan sejarah kabupaten garut yang lebih ringan dan tentunya yang disukai oleh siswa.






Comments

Popular posts from this blog

contoh surat undangan maulid nabi pondok pesantren bahasa sunda

Badawang

BADOGAR (Barong Domba Garut)